Detail Cantuman

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia. Saat ini, Indonesia menempati peringkat kedua dengan tuberkulosis paling tinggi di dunia. Tingkat keparahan penyakit, bersama dengan keberadaan strain Mycobacterium tuberculosis resisten memperkuat pentingnya dan kebutuhan untuk menyelidiki sumber-sumber baru molekul bioaktif untuk pengembangan obat baru yang lebih efektif terhadap TB. Pemanfaatan antibakteri alami adalah salah satu cara alternatif menggunakan tanaman yang berpotensi untuk menghambat dan membunuh bakteri seperti tanaman kemukus (Piper cubeba Linn). Berdasarkan penelitian Laurentiz RS, kemukus memiliki aktivitas antimikobakteri terhadap M. tuberculosis dan M. avium dengan konsentrasi hambat minimum 62,5 µg/Ml5. Telah dilakukan uji in silico senyawa tumbuhan kemukus (Piper cubeba Linn) terhadap InhA sebagai kandidat anti tuberkulosis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan prediksi aktivitas dari senyawa tumbuhan kemukus (Piper cubeba Linn) pada reseptor InhA sebagai antituberkulosis melalui penambatan molekuler. Penambatan molekuler dilakukan terhadap enzim InhA dengan isoniazid sebagai pembanding dan 43 senyawa kemukus. Hasil penambatan didapatkan 1 inhibitor terbaik yaitu senyawa α-O-Etilkubebin, yang mempunyai afinitas ikatan sebesar -9,04 kkal/mol, residu asam amino yang terikat adalah ILE194, LYS165, ILE21 serta memiliki potensi inhibisi yang lebih baik dibandingkan isoniazid yang mempunyai afinitas sebesar -4,56 kkal/mol dengan residu asam amino ILE194, THR196. Senyawa α-O-Etilkubebin memenuhi aturan Lipinski’s Rule of Five sehingga baik digunakan untuk sediaan oral, memiliki profil absorbsi dan distribusi yang baik dengan nilai Caco2 56,92 HIA 96,98 dan protein plasma binding 85,40 dan memiliki nilai uji toksisitas ambang batas paparan yang aman.