Detail Cantuman

Batuk merupakan refleks protektif sebagai upaya pengeluaran bahan asing dari saluran pernafasan. Obat sintetis yang digunakan untuk mengencerkan dahak adalah asetilsistein yang memiliki efek samping yaitu bronchospasme. Oleh sebab itu, obat tradisonal dipilih sebagai alternatif untuk meminimalkan efek samping. Tanaman daun waru (Hibicus tiliaceus L.) dan daun randu (Ceibra pentranda L.Gaertn) yang secara empiris digunakan masyarakat sebagai pengencer dahak. Tujuan penelitian untuk membuktikan aktivitas mukolitik dan
menentukan konsentrasi efektif ekstrak daun waru (Hibicus tiliaceus L.), daun randu (Ceibra pentranda L.Gaertn) dan kombinasinya. Metode yang digunakan secara in vitro dengan model dahak berupa mukus usus sapi. Uji aktivitas mukolitik dilakukan pada konsentrasi (0,1%;0,5% dan 1%) dan kombinasinya. Hasil dari penelitian menunjukan konsentrasi efektif dari ekstrak etanol daun waru (Hibicus tiliaceus L.) dan daun randu (Ceibra pentranda L.Gaertn) adalah konsentrasi 0,5%, sedangkan untuk sediaan kombinasi konsentrasi efektif yang memiliki aktivitas mukolitik adalah konsentrasi (0,5%:0,5%). Kombinasi tersebut menghasilkan efek sinergis, sehingga aktivitas mukolitik meningkat