Detail Cantuman

Resistensi dapat terjadi akibat dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional yang menyebabkan hilangnya efektivitas obat yang digunakan untuk mengobati infeksi. Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) merupakan galur dari Staphylococcus aureus yang telah mengalami resistensi terhadap beberapa golongan antibiotik. Adapun tanaman yang dapat digunakan untuk antibakteri yaitu daun kratom merah (Mitragyna speciosa Korth.). Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kratom merah (Mitragyna speciosa Korth.) terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) dilakukan dengan metode mikrodilusi M07-A9 CLSI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kratom merah (Mitragyna speciosa Korth.) terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan berbagai konsentrasi, semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula kemampuan ekstrak daun kratom merah (Mitragyna speciosa Korth.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA). Minimum Inhibitory Concentration (MIC) 50 daun kratom merah (Mitragyna speciosa Korth.) terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) adalah 1000 µg/mL, Minimum Inhibitory Concentration (MIC) 90 daun kratom merah (Mitragyna speciosa Korth.) terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) adalah 2000 µg/mL, Minimum Bacterisid Concentration (MBC) daun kratom merah terhadap MRSA adalah 4000 µg/mL dan 8000 µg/mL. Nilai kesetaraan aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa 1 mg ekstrak etanol daun kratom merah (Mitragyna speciosa Korth.) setara dengan 1,8 x 10-4 antibiotik Meropenem.