Detail Cantuman

Mulai terbiasanya masyarakat Indonesia dengan berbagai jenis obat-obatan membuat
masyarakat seringkali berperilaku tidak peduli dengan tata cara pengelolaan obat,
sehingga berpotensi menimbulkan masalah dalam pengelolaan obat, terutama cara
pembuangannya. Pembuangan obat yang bersumber dari rumah tangga, menyumbang
23.2% dari seluruh limbah farmasi yang ada. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) sudah
memiliki program yang bernama Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) di mana
tujuan dari program tersebut mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan obat atau
biasa disebut DAGUSIBU. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pengelolaan obat dirumah dan menilai efektivitas edukasi yang diberikan. Penelitian
ini dilakukan menggunakan isntrumen kuesioner dan intervensi berupa edukasi disertai
pembagian leaflet.Responden dalam penelitian ini, adalah ibu-ibu PKK di wilayah
Kecamatan Garut Kota sebanyak 40 orang yang ditetapkan menggunakan purvosive
sampling. Penelitian dilakukan dengan metode one grup pretest posttest. Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan responden memiliki pengetahuan yang kurang
tentang pengelolaan obat dirumah. Hasil penelitian statistik menggunakan aplikasi
trial SPSS 22, didapat hasil uji Wilcoxon dengan nilai p =0.00 (p<0.05) menunjukan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi
DAGUSIBU spesifik buang. Tidak terdapat korelasi antara demografi terhadap proses
edukasi.