Detail Cantuman

Semakin mudahnya akses menuju fasilitas kesehatan menyebabkan meningkatnya
penggunaan obat-obatan di masyarakat yang belum diikuti dengan penggunaan obat
secara rasional, sehingga menimbulkan kesalahan dalam mendapatkan,
menggunakan, menyimpan, dan membuang obat. Tujuan utama penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan DAGUSIBU masyarakat
dan mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan
DAGUSIBU, sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui
adakah pengaruh umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan akhir terhadap tingkat
pengetahuan DAGUSIBU. Metode penelitian yang digunakan adalah one group
pre-test post-test design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling pada 82 responden masyarakat RW 02 Kp. Panunggangan Desa
Sukabakti, Garut. Pengambilan data primer menggunakan kuesioner yang telah
dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Tingkat pengetahuan DAGUSIBU dibagi
menjadi 3 kategori yaitu pengetahuan baik (76%-100%), cukup baik (56-75%) dan
kurang (?56%). Analisis perbedaan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian
menunjukan mayoritas responden penelitian adalah perempuan sebesar 78%.
Tingkat pengetahuan DAGUSIBU sebelum diberikan edukasi adalah baik sebesar
29,3%, cukup baik 60,9% dan kurang 9,8%. Setelah diberi edukasi DAGUSIBU
terjadi peningkatan pengetahuan pada 80 responden diantaranya pengetahuan baik
menjadi 96,3% dan cukup 3,7%. Sehingga terdapat pengaruh antara edukasi
terhadap tingkat pengetahuan DAGUSIBU ditunjukan dengan nilai p value 0,000
(p<0,005). Tidak ada pengaruh antara umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan
akhir terhadap tingkat pengetahuan DAGUSIBU ditunjukan dengan nilai p>0,005.