Detail Cantuman

Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan bagi masyarakat di Indonesia, dibuktikan dengan tingginya angka kematian dan kejadian luar biasa (KLB). Masyarakat suku Dayak masih menggunakan pengobatan berbagai penyakit secara tradisional menggunakan tumbuhan obat salah satunya pengobatan diare. Tujuan review artikel ini untuk memberikan kontribusi informasi bagi para pencari alternatif antidiare alami yang berasal dari suku Dayak. Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel adalah studi literatur dengan sumber pustaka berupa artikel ilmiah yang diterbitkan 10 tahun terakhir (2012-2022) dari jurnal Nasional terakreditasi SINTA, dan jurnal Internasional bereputasi. Pencarian dilakukan secara online melalui search engine Google scholar, Pubmed, dan NCBI dengan menggunakan kata kunci utama ?Aktivitas antidiare?, ?Antidiarrheal Activity?, kemudian diikuti dengan nama dari masing-masing tanaman. Hasil review menunjukan terdapat 10 jenis tanaman yang memiliki aktivitas antidiare yaitu Jambu biji (Psidium guajava), Putri malu (Mimosa pudica L.), Ciplukan (Physallis minima L.), Pisang kapok (Musa paradisiaca L.), Jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.)), Katuk (Breynia androgyna L.), Melinjo (Gnetum gnemon L.), Buah Petai (Parkia speciosa Hassk.), Daun Salam (Syzigium polyanthum), dan Daun Seledri (Apium graveolens L,). Lima tanaman yang berpotensi menghambat bakteri penyebab diare yaitu Biji pinang (Arecae semen), Daun rambutan (Nepheliumlappaceum Linn.), Genjer (limnocharis flava (L.) dan Daun kerehau (Callicarpa longifolia Lam.).