ISOLASI KITIN DAN KITOSAN DARI BERBAGAI SPESIES JAMUR


Kitin dan turunan utamanya yaitu kitosan merupakan biomaterial yang paling melimpah di alam setelah selulosa. Kitin dan kitosan memiliki berbagai keunggulan, di antaranya tidak beracun, biodegradabilitas dan biokompatibilitas yang tinggi, memiliki aktivitas antimikroba, antitumor, dan antioksidan yang membuat keduanya sangat menarik untuk berbagai aplikasi seperti pengolahan air, biomedis, kosmetik, bioteknologi dan pangan. Kitin umumnya diperoleh dari cangkang krustasea, namun produksi kitin dan kitosan dari cangkang krustasea sangat tergantung pada ketersediaan musiman dan terbatasnya pasokan krustasea. Jamur merupakan sumber daya alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber kitin karena dinding selnya memiliki kandungan kitin yang tinggi yaitu sekitar 35% dari berat kering dinding sel jamur. Komposisi kimia suatu jamur khususnya kandungan kitin kasar tidak sama pada setiap varietas jamur yang berbeda, sehingga rendemen dan kualitas kitin dan/atau kitosan yang diisolasi akan bergantung pada metode isolasi dan komposisi kimianya. Review ini bertujuan untuk mempelajari spesies jamur yang memiliki kandungan kitin paling tinggi, tahapan isolasi kitin dan kitosan, serta karakteristik kitosan hasil deasetilasi kitin jamur dari segi derajat deasetilasi dan berat molekulnya berdasarkan studi literatur pada artikel-artikel penelitian sebelumnya. Review ini menggunakan literatur online berupa jurnal publikasi internasional yang diperoleh dari google scholar dan science direct dan termasuk ke dalam kategori Q1 - Q3. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa spesies jamur yang memiliki kandungan kitin paling tinggi yaitu Termitomyces titanicus sebesar 38,04%. Tahapan yang perlu dilakukan untuk isolasi kitin dan kitosan jamur adalah deproteinasi untuk menghilangkan protein dan deasetilasi untuk menghilangkan gugus asetil yang terdapat pada kitin. Adapun kitosan dari berbagai spesies jamur memiliki derajat deasetilasi pada rentang 59,7% - 96,8% dan memiliki berat molekul pada rentang 350 kDa - 985,88 kDa. Dengan demikian, review ini menunjukkan bahwa jamur dapat dijadikan sebagai sumber alternatif kitin dan kitosan serta Auricularia auricula-judae adalah spesies yang paling potensial untuk digunakan.


LOADING LIST...

LOADING LIST...

Detail Information

Bagian Informasi
Pernyataan Tanggungjawab Annisa Rachma Ayuningsih / 24042117004
Pengarang Dhini Annisa R.K., S.Pd.,M.Si - Personal Name (Dosen Pembimbing 1)
Dr.Iqbal Musthapa - Personal Name (Dosen Pembimbing 1)
Annisa Rachma Ayuningsih - Personal Name (Dosen Pembimbing 1)
Edisi
No. Panggil 0004 ANN 2021
Subyek Kitosan
Jamur
Kitin
Klasifikasi 4
Judul Seri
GMD
Bahasa Indonesia
Penerbit Fakultas MIPA UNIGA
Tahun Terbit 2021
Tempat Terbit Garut
Deskripsi Fisik
Info Detil Spesifik

  Tags :
Kitosan
Jamur
Kitin

Citation

Dhini Annisa R.K., S.Pd.,M.Si. (2021).ISOLASI KITIN DAN KITOSAN DARI BERBAGAI SPESIES JAMUR().Garut:Fakultas MIPA UNIGA

Dhini Annisa R.K., S.Pd.,M.Si.ISOLASI KITIN DAN KITOSAN DARI BERBAGAI SPESIES JAMUR().Garut:Fakultas MIPA UNIGA,2021.

Dhini Annisa R.K., S.Pd.,M.Si.ISOLASI KITIN DAN KITOSAN DARI BERBAGAI SPESIES JAMUR().Garut:Fakultas MIPA UNIGA,2021.

Dhini Annisa R.K., S.Pd.,M.Si.ISOLASI KITIN DAN KITOSAN DARI BERBAGAI SPESIES JAMUR().Garut:Fakultas MIPA UNIGA,2021.

 



Homepage

Selamat datang di Online Public Access Catalog (OPAC) Fakultas Mipa Universitas Garut

Layanan Perpustakaan FMIPA UNIGA

Perpustakaan FMIPA UNIGA Repository FMIPA UNIGA Official
Upload Mandiri Tugas Akhir Repository FMIPA UNIGA Official

Alamat

Fakultas MIPA Universitas Garut
Jl. Jati No.33, Jati
Kec. Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151
E: fmipa@uniga.ac.id

Status Pengunjung Repository

Flag Counter