Detail Cantuman

Pengobatan sendiri di masyarakat memerlukan prinsip penggunaan obat rasional (POR) agar sesuai dengan kebutuhan pasien, dosis yang tepat, dan harga terjangkau, dengan pentingnya diagnosis yang benar dan pemahaman terhadap terapi. ISPA, termasuk bagian atas dan bawah, serta diare, memerlukan diagnosis yang tepat untuk pengobatan yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan obat yang rasional di beberapa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Garut, terutama dalam pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) non Pneumonia dan Diare non spesifik. Dengan fokus pada indikator Penggunaan Obat Rasional (POR) seperti tepat indikasi, pemilihan obat, dosis, cara, dan waktu pemberian, penelitian ini melibatkan analisis deskriptif non-eksperimental dengan metode retrospektif. Data diperoleh melalui purposive sampling dengan mengumpulkan 783 resep obat dari pasien dengan diagnosis ISPA non pneumonia (A09) dan diare non spesifik (J06) di Puskesmas Limbangan, Cisurupan, dan Pameungpeuk. Temuan utama mencakup karakteristik demografi pasien, persentase penggunaan antibiotik, rerata item obat perlembar resep, persentase peresepan obat sesuai pedoman, serta evaluasi tepat indikasi dan pemilihan jenis obat. Hasil menunjukkan bahwa peresepan antibiotik untuk ISPA non pneumonia di ketiga puskesmas tergolong rasional, namun melebihi batas toleransi untuk diare non spesifik di ketiga puskesmas. Rerata item obat perlembar resep juga melebihi batas toleransi, sementara persentase peresepan obat sesuai pedoman mencapai atau melebihi 70%. Penelitian ini menyoroti perlunya evaluasi dan perbaikan dalam praktik peresepan obat di Puskesmas, terutama dalam penggunaan antibiotik dan pemilihan jenis obat yang tepat. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan keamanan pasien di masa mendatang.